Soal Tes Baca Alquran, Timses Prabowo: Kita Butuh Pemimpin yang Majemuk Bukan yang Pandai Baca Alquran

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Capres dan cawapres 2019 diusulkan sekaligus diundang mengikuti tes baca Alquran oleh dewan Ikatan Dai Aceh. Adapun tes ini diharapkan bisa menyudahi politik identitas yang marak belakangan ini.

"Meski tidak bisa mempengaruhi keputusan KPU, tes ini setidaknya untuk mengakhiri polemik keislaman capres dan cawapres, kami mengusulkan tes baca Alquran kepada kedua pasangan calon," kata Ketua Dewan Pimpinan Ikatan Da'i Aceh, Tgk Marsyuddin Ishak di Banda Aceh, Sabtu (29/12/2018).

Menanggapi hal ini, anggota Direktorat Hukum dan Advokasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean, mengaku tak perlu diadakannya tes uji baca Alquran. Menurutnya, Indonesia sebagai bangsa yang terdiri dari berbagai agama dan suku membutuhkan pemimpin yang majemuk, bukan yang pandai membaca Alquran.

"Untuk bangsa ini yang besar, hal-hal itu (tes membaca Alquran) tidak perlu dilakukan karena kita mencari pemimpin yang memimpin kemajemukan, yang dapat membawa Indonesia sejahtera ekonominya, rakyatnya adil dan makmur," jelas Ferdinand, Sabtu (29/12/2018) malam.

"Jadi bukan mencari pemimpin yang bisa membaca Alquran, salat, atau apa ya. Tapi mencari pemimpin yang bisa menjadikan bangsa berdaulat penuh," sambungnya.

Ferdinand mengatakan, usulan tes membaca Alquran malah dapat menggiring kecemburuan sosial bagi pemeluk agama lain. " Bahwa orang Hindu harus bisa baca Weda, Budha harus bisa baca Tripitaka, Kristen harus bisa baca Alkitab. Ini kan jadi tidak baik demokrasi kita," katanya.

Meski demikian, Ferdinand menghargai usulan dari Ikatan Dai Aceh ini. Menurutnya, Aceh memang memiliki keistimewaan dalam menjalankan roda pemerintahan dengan syariat Islam. Namun, kata Ferdinand, hal ini tak perlu dilakukan di tingkat nasional. (sm/mk)